Photobucket

Kamis, 20 Oktober 2011

Waspada! 4 Golongan Zat Berbahaya dalam Kosmetik

ilustrasi
Ada kebanggaan tersendiri pada diri perempuan jika mereka bisa tampil cantik, terutama di usia remaja.
Namun jika tidak hati-hati kesehatan bisa jadi taruhan. Disadari atau tidak, banyak kosmetik yang mengandung bahan berbahaya dan bisa terserap ke dalam tubuh. Enviromental Working Group (EWG) melakukan penelitian terhadap sampel darah dan urine pada 20 remaja putri usia 14-19 tahun.

Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat kandungan zat berbahaya pada sampel darah dan urine remaja putri tersebut.
Beberapa diantaranya merupakan zat pemicu kanker, dan yang lainnya bisa memengaruhi keseimbangan hormonal.
Para peneliti mengidentifikasi sekitar 16 jenis senyawa berbahaya yang diyakini berasal dari kosmetik baik berupa bedak, parfum, dan sebagainya. Kemudian peneliti mengelompokkannya ke dalam 4 golongan.

Berikut ini adalah 4 golongan zat berbahaya tersebut:

1. Paraben

 Zat ini memiliki nama lain parahydroxybenzoic. Paraben juga digunakan sebagai pengawet dalam mie instan.
Kosmetik diperbolehkan menggunakan paraben asal masih berada dalam ambang batas keamanan. Paraben dapat meningkatkan resiko kanker payudara karena meicu ketidakseimbangan hormon esterogen.
Dalam kosmetik, paraben umumnya digunakan pada sabun, sampo, pasta gigi dan deodoran. Pada orang yang sensitif,  kontak langsung dengan kulit juga bisa menyebabkan alergi.


2. Wewangian sintetis


Beberapa spesies binatang mengeluarkan wewangian alami yang disebut feromon. Feromon berfungsi menarik pasangan di musim kawin.
Manusia lantas membuat tiruan wewangian ini untuk digunakan dalam parfum, beberapa jenis sabun wangi dan produk perawatan rambut.
Menurut penelitian, beberapa jenis wewangian sintetis ini dapat memicu kanker pada binatang. Belum ditemukan bukti kuat pada manusia, namun temuan ini pantas pula untuk diwaspadai.

3. Phthalate

Phthalate digunakan sebagai pelarut tambahan dalam berbagai produk wewangian.
Efek negatifnya bagi kesehatan adalah jika zat/bahan ini terhirup atau tertelan dalam kadar tertentu maka bisa memicu gangguan sistem reproduksi serta sistem pernapasan, seperti asma dan alergi.
Zat ini juga sering digunakan dalam pembuatan plastik untuk memberi sifat elastis atau lentur.


4. Triklosan

Bahan yang sering digunakan untuk produk sabun dan pasta gigi ini ternyata bisa memicu gangguan kesehatan saat bereaksi dengan lingkungan aquatik atau berair.
Salah satu efek langsung yang mungkin akan muncul adalah terjadinya gangguan keseimbangan hormon tiroid.
Sedangkan efek negatif secara tak langsung bagi kesehatan adalah jika menggunakan triklosan secara berlebihan maka akan memicu resistensi atau kekebalan kuman terhadap antibiotik.
Kondisi ini akan memunculkan kuman-kuman super (superbug) penyebab penyakit yang resisten terhadap antibiotik.

Sumber: rodale.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar